Jumat, 29 April 2011

Status update untuk selalu up to date

Berkembangnya situs jejaring sosial menghasilkan satu kebiasaan baru : update status.. hehehe.. “whats on your mind?” yang tertulis disana. Namun pada kenyataannya, status update selain untuk mengeluarkan isi pikiran ternyata dijadikan pula ajang curhat, sarana promosi, menyatakan cinta, memutuskan pacar, memuji atau memaki orang, atau untuk sekedar membuktikan eksistensi diri.
Seorang teman sempat menuangkan kemirisannya ketika begitu banyak doa yang tercurah dalam status. Seakan-akan, Tuhan akan lebih mengetahui dan akan mengabulkan doa kita jika dituangkan lewat status facebook. Emang Tuhan punya account facebook, dan emang kita sudah add friend dengan Nya ? begitu katanya. Saya sempat garuk-garuk kepala. Tapi kemudian saya comment kemirisannya itu. Toch, Tuhan Maha Tahu, Maha Mendengar, Maha Melihat. Ketika doa hambanya diuntai disela ibadah hambaNya, Dia mengetahui. Ketika doa dibisikkan lirih hambaNya, Dia juga mendengar. Dan ketika hambanya menulis doanya dalam update status, Tuhan juga Melihatnya. Tak perlu ia buka account atau add friend oleh kita.. wkwkwkwk.. Mungkin dengan demikian, kita berharap banyak orang yang membaca doa kita, sekaligus mengamininya. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Ada lagi. Ini tentang kebiasaan saya dan suami. Suami saya tahu bahwa istrinya tak bisa lepas dari gadget untuk terus online. Dia tahu istrinya juga demen ngintip status temannya. Sehingga saat dia keluar kota, hampir tiap jam dia update status dengan merinci lokasi tempat ia berada. Hehehe.. biar istrinya tahu keberadaannya saat itu. So, tak perlu sms apalagi telponan. Keberadaan dan keadaan suami terpantau via update statusnya..xixixixi..
Ngomong soal pantau memantau. Kadang suka iseng juga memantau isi hati orang via statusnya. Jika dulu seseorang dikenali karena penampilannya, sekarang kita kenali dari status-statusnya. Lucu, kadang ada pula mahasiswa yang ngeluarin uneg-uneg soal kuliahnya, padahal ia juga ‘berteman’ dengan dosen ybs. Mungkin emang sengaja ya, biar dosennya tahu… Beberapa mahasiswa bimbingan saya kadang curhat tentang penelitiannya via status. Lumayan, pada akhirnya jadi bisa dijadikan ajang diskusi online.
Pantau memantau lainnya. Alhamdulillah, kadang saya dan suami tertolong dengan adanya status teman-teman yang melaporkan kondisi lalulintas secara up to date. Jadi tahu, mana daerah yang macet, mana tidak. Jadi bisa menentukan, pergi lewat mana. Atau kadang nanya alternatif via status juga. Nunggu comment dari teman..hahahaha.. Dan beberapa hari lalu, saya merasakan lagi manfaat memantau status teman. Seorang mahasiswa saya mengupdate statusnya. Isinya memberitahu bahwa komplek tempat tinggal saya siaga banjir. Wkwkwkwk.. Saya yang dalam perjalanan pulang langsung up to date cari tahu. Beberapa teman langsung comment memberi tahu daerah Gede Bage banjir besar dan macet ga kepalang. Saya yang pada awalnya mau lewat situ, akhirnya memilih jalan alternatif lain. Setidaknya, meski memutar, toh lebih aman lewat jalan lain. Gak mau lagi saya terjebak dalam banjir seperti beberapa waktu lalu (ketika saya memberanikan diri melintasinya, dan nyaris masuk gorong-gorong..hiks..). Walhasil, saya bisa sampai tanpa macet berarti, meski memang pada akhirnya harus melintas banjir di jalan utama kompleks, tapi setidaknya, dijemput oleh suami, jadi merasa aman (cieyee…)
Yah, itu baru beberapa selukbeluk status update. Membuktikan, status update biar terus up to date.

Minggu, 24 April 2011

Mengapa Allah menciptakanku dengan kulit sawo matang ?

Menelaah iklan yang bertebaran di media kita selama ini, tak ada satupun produk kecantikan wajah yang memajang model dengan kulit gelap dan menjual jargon "kulit sehat tanpa memutihkan wajah". Nyaris semuanya menggambarkan secara implisit dan eksplisit bahwa wanita cantik adalah wanita yang berkulit "putih".
Hal ini ternyata berpengaruh banyak pada sudut pandang orang, terutama wanita, tentang makna "cantik". Wanita berkulit putih adalah wanita yang beruntung diberi kecantikan. Sedangkan wanita berkulit gelap, adalah wanita yang kurang beruntung menjadi tidak cantik. Sehingga tak heran jika produk kecantikan yang berlabel "whitening" menjamur dan laris bak kacang goreng. Mulai dari harga puluhan ribu hingga jutaan, selama berlabel "whitening" tetap diburu. Mau konsultasi dengan dokter, membeli produk paten, atau racikan sekalipun tinggal pilih. Mau yang "abu-abu" (karena tak jelas apakah mengandung merkury atau senyawa berbahaya lain) atau yang terbukti aman, tinggal pilih. Dan jadilah dunia kita dunia cantik dengan pemutih :)
Sambil menggunakan whitening cream, mungkin kadang berkelebat dalam pikiran, mengapa Allah menciptakanku dengan kulit sawo matang (gelap)? Padahal tak ada satupun ciptaan-Nya yang sia-sia di dunia ini. Jadi kenapa Allah tidak menciptakan manusia dengankulit putih semua ?
Warna kulit seseorang dipengaruhi oleh suatu zat yang dinamakan 'melanin'. Selain pada kulit, melanin dapat ditemukan di rambut, iris mata, dan bagian tubuh lain. Seseorang yang memiliki pigmen ini dalam jumlah sedikit, akan berkulit lebih terang dibanding yang memiliki pigmen dalam jumlah banyak. Peningkatan produksi melanin (melanogenesis) dipicu oleh kerusakan DNA yang diinduksi oleh radiasi UV-B dan menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit (noda kehitaman). Hal inilah yang dijadikan dasar produk "whitening". Sebagian besar produk pemutih menggunakan bahan aktif yang menghambat produksi melanin (dengan berbagai reaksi). Sehingga produksi melanin seseorang yang menggunakan pemutih akan terhambat, dan hiperpigmentasi kulitnya bisa dihindari.
Jika melanin menyebabkan kulit kita berwarna gelap, sebenarnya fungsinya untuk apa ? Melanin pada dasarnya merupakan pelindung kulit/ tubuh kita dari radiasi UV-B yang berbahaya. Melanin akan mengabsorbsi radiasi tersebut dan mentransformasinya kedalam energi panas yang tidak berbahaya. Dengan demikian, kerusakan DNA tak langsung yang dapat mengakibatkan malignant melanoma atau kanker kulit yang lain, yang disebabkan radiasi UV akan terhindari.
Seseorang yang hidup di iklim tropis (terlepas dari pengaruh gen ras) biasanya memiliki kulit lebih gelap. Jika dikaitkan dengan fungsi melanin, tentu hal ini sangat masuk diakal. Sebagai UV protektor alami, melanin dibutuhkan untuk melindungi dari paparan sinar matahari yang lebih banyak diperoleh di iklim tropis dibanding subtropis. Jadi jangan heran jika kulit orang Indonesia lebih gelap dibanding kulit orang Eropa. Ya, Allah tahu bagaimana melindungi hambaNya dari bahaya ! Subhanallah...
Berkulit gelap bukanlah aib ! Justru orang berkulit gelap lebih tahan terhadap paparan radiasi. Astagfirullah, ini patut dan wajib disyukuri..
Jika demikian, masih pentingkan produk-produk kecantikan yang menghambat produksi melanin itu untuk kulit kita ? Bukannya dengan menggunakan produk tersebut kita beresiko terkena melanoma ?
Saya jawab, Perlu (bukan penting), jika memang kita memiliki masalah pigmentasi (dalam artian bukan berkulit gelap dari lahir). Beberapa dari kita memiliki spot-spot kehitaman atau kerusakan pada daerah tertentu, nah untuk menghilangkannya, perlulah kita gunakan produk depigmentasi. Tapi catat, bukan untuk merubah warna kulit kita, tapi untuk mengembalikan kulit sehat kita. Karena menurut saya, cantik itu bukan berkulit putih, tapi berkulit bersih dan sehat. Untuk memperoleh kulit bersih dan sehat, perawatan memang diperlukan.
Saya sendiri menggunakan dan memasarkan produk kecantikan whitening. Namun tak pernah terbersit untuk merubah kulit seseorang. Yang diharapkan adalah kulit pengguna menjadi bersih, mulus dan sehat seperti sediakala. Oleh karena itu bahan aktif yang digunakan pun bukan bahan aktif yang instant memutihkan namun berbahaya dan beresiko tinggi menyebabkan melanoma. Sadar resiko sedari dini, dan mensyukuri karunia Allah, itu yang ingin saya camkan dalam diri.
Jadi, masih bertanya mengapa kulit kita sawo matang ?

Minggu, 10 April 2011

Hujan di Pertengahan Malam

Dan hujan turun di pertengahan malam.
Subhanallah, suara rintiknya beradu dengan indahnya kesunyian malam. Suasananya berpadu dengan lelah dan penatnya setiap insani yang telah seharian menjalani hari dengan berbagai aktivitas. Teralun, terbuai, terninabobokan. Dan bioritme tubuh telah menyeret mereka ke alam bawah sadar, untuk sekedar memulihkan kondisi badan.
Subhanallah, insan yang terbangun di tengah malam masih dapat menikmati keindahannya. Ditemani secangkir minuman hangat, terjaga untuk berbagai alasan. Pekerjaan, belajar, atau sekedar mencari hiburan di tengah malam. Berusaha bersinkronisasi dengan hujan. Menciptakan sisi sunyi yang berbeda.
Dan hujan turun di pertengahan malam.
Subhanallah,inilah bukti kekuasaan-Nya. Inilah bukti kasihsayang-Nya. Memercikkan air, membasahi bumi, menyegarkan malam, dan melepaskan bumi dari kekeringan. Subhanallah..
Dan hujan turun di pertengahan malam.
Inilah saatnya untuk bersyukur, dan mendekatkan diri pada-Nya...

Jumat, 08 April 2011

Melepas genggaman ilmu dan harta....

"Ilmu dan harta itu jangan digenggam saja. Harus dilepaskan" begitu ketua KK kami berpesan. Pesan singkat namun cukup dalam maknanya.
Mengapa genggaman ilmu harus dilepaskan ? Padahal kita telah susah payah mendapatkannya. Belum lagi pengorbanan yang telah dilakukan untuk memperolehnya. Rasanya tidak masuk diakal jika kita lepaskan begitu saja. Hmmm..
Ketika kita menggenggam ilmu, mungkin kita merasa sebagi orang yang berilmu, orang yang serba tahu. Padahal pada kenyataannya justru sebaliknya. Orang yang mengatakan serba tahu pada dasarnya adalah orang yang tidak tahu sama sekali. Dan ilmu yang digenggam, toch hanya satu genggaman dan isinya itu-itu saja. Dengan melepaskan genggaman ilmu kita, berarti kita telah menyebarkan ilmu ke dunia luar, menjadikannya digenggam seseorang untuk kemudian digenggam orang lain lagi, begitu seterusnya.. Amazing, spread like viruses Dari satu genggam bisa bermultiplikasi menjadi bergenggam-genggam. Lalu keuntungan kita apa ? ketika genggaman kita longgar, ada space kosong yang bisa diisi. Ini adalah saatnya untuk mengisi dengan ilmu baru. Dengan kata lain ada kesempatan untuk mengimprove ilmu kita, tidak stagnan di suatu titik, ada kesempatan untuk berkembang. Semakin kayalah kita dengan ilmu, dan semakin banyaklah kesempatan kita untuk berbagi. Subhanallah..
Lalu melepas genggaman harta ? Bagaimana bisa, harta yang diperoleh dengan cucuran keringat yang bahkan sudah hampir mengering harus dilepaskan begitu saja ? Hmm.. kita lupa, ada hak-hak orang lain dalam harta kita. Dan itu harus kita penuhi. Sama seperti halnya melonggarkan genggaman ilmu, longgarnya genggaman harta menyisakan space untuk diisi. Oleh siapa ? Oleh orang-orang yang menyimpan hak kita! :) Jadi, seperti rantai kehidupan, takkan pernah berhenti disatu tangan. Jadi jika kita menggenggam harta kita terlalu erat, berarti kita telah menahan hak orang lain, dan telah menggangu keseimbangan hidup..
Wallahualam, ini hanya penafsiran pribadi. Namun memang terasakan sendiri..
Jadi, siapkah kita melepas genggaman ilmu dan harta kita ?