Selasa, 18 September 2012

Histamin oh histamin...

Histamin. Zat satu ini sebenarnya penghuni tetap tubuhku. Nyelip dalam hampir semua organ dan jaringan dalam keadaan terikat atau inaktif, terutama dalam sel tertentu yang ngetop dengan nama mast cell. So, kenapa belakangan aku harus uring-uringan gara-gara si histamin ini ? Entah darimana dan kapan mulanya, rupanya ada kondisi atau sesuatu yang masuk ke tubuhku (entahlah, masih belum bisa dipastikan), yang membuat tubuhku spontan mengenalinya sebagai zat asing, sebutlah antigen, yang dimusuhinya. Benteng pertahanan pun mulai dibentuk. Tentara-tentara IgE antibody sudah siap sedia jika si musuh itu datang. Dan kemudian, saat antigen itu datang… Hap, tertangkaplah oleh mereka. Reaksi antara antibody dan antigen tersebut membuat permeabilitas dinding mast cell-ku meningkat dan terjadilah degranulasi. Saat itulah si histamin ini keluar dari persembunyiannya. Mulailah dia memberikan efek pada tubuhku yang awalnya segar bugar tanpa keluhan. Tidak terlalu parah sih, cuma reaksi ringan. Tapi…hua…mengganggu sekali. Beberapa bagian tubuhku terasa gatal-gatal, bahkan di bagian kakiku mulai kemerahan.. Duh, sudah gatal, memperburuk penampilan pula… Awalnya dibiarkan, lama-lama tak kunjung reda. Terpaksa deh musti mengundang anti-nya. Minum antihistamin ? Huh.. bakal mengantuk habis nih. Padahal aku lagi butuh terjaga. So, dipilihlah yang efek sedasinya kecil… Maka dari itu, malam-malam, aku minum obat. Berharap cepat sembuh. Obat yang ku pilih berefek sedasi kecil bahkan tidak ada. Tapi kok…ngantuk habis ya ?? Padahal ..... Hmm…atau emang pada dasarnya aku yang tukang tidur ? He..he… Bagaimanapun juga, aku mau reaksi alergiku ini hilang segera. Histaminku kembali dalam kadar normal. Dan aku tak perlu garuk-garuk terus. Doakan aku ya…..

Rabu, 04 April 2012

Aku harus berhenti mencintaimu.....

“Kenapa ?” Aku masih membisu. “Kenapa harus kamu ?” Dan aku semakin kesulitan untuk menjawab. “Kenapa harus saat ini ?” Aku benar-benar kesulitan untuk menjawab. Diam. Dan aku tahu itu bukan jawaban yang kamu inginkan. Irrasional. Mungkin itu yang akan kamu katakan saat aku memberikan jawaban yang sebenarnya. Alasan yang dibuat-buat. Mungkin itu komentar lain yang akan keluar darimu. Hingga kemudian kamu akan kembali bertanya, kenapa ? “Apakah kamu tidak mencintaiku lagi ?” kamu menatapku tajam. Matamu seolah mencari kejujuran yang tersembunyi di balik mataku. Meminta kepastian. Ya Tuhan, sungguh, aku sangat mencintaimu. Semua orang tahu itu. Semua tahu betapa menggebunya setiap aku bercerita tentangmu. Mereka tahu, betapa berserinya wajahku saat mengingat dirimu. Atau bahkan saat aku mendengar namamu. Mereka tahu, aku sangat mencintaimu. Namun aku harus berhenti. Cintaku terlalu…sangat terlalu… Karena itu, aku harus berhenti mencintaimu, mengganti dengan rasa sayang yang tak kan lekang sepanjang hayat… Aku mencintai & menyayangimu….

Selasa, 20 Maret 2012

MATA INDAHMU

“Mata kamu bagus...” Mungkin pujian tersebut bisa membuat hati kita berbunga dan bahkan tersipu malu. Tapi pernahkah kita mensyukuri mata indah kita ? Mata merupakan salah satu pancaindera yang telah Allah karuniakan pada kita. Organ berbentuk bulat seperti bola yang agak benjol, bagian luarnya dilapisi sclera yang berwarna putih dan di bagian depan terdapat kornea yang bening transparan, adalah salah satu alat penting dalam kehidupan kita. Dengan mata, kita bisa melihat alam dengan segenap isinya. Dengan mata pula kita bisa mengamati lingkungan sekitar sehingga kita tidak salah melangkah. Bahkan dengan mata ini juga, kita memandang orang terkasih kita dengan penuh cinta…Dengan mata, kita bisa melihat dunia penuh warna ! Maka, berbahagialah orang-orang yang dikaruniai mata yang sehat. Bayangkan bila mata anda terganggu. Jangankan rabun, terkena debu pun sangat mengganggu. Bayangkan bila mata kita tak lagi bisa melihat pada jarak tertentu, tidak bisa membedakan warna, bahkan mengalami kebutaan…Hmm, pasti semua orang tak mau mengalaminya, termasuk saya. Terus terang, mata saya tidak sehat. Mata saya rabun. Dan hal ini kadang mengganggu aktivitas saya. Saya tak bisa lagi bebas bepergian tanpa ditemani alat bantu bernama kaca mata. Meski saya masih bisa menjalani beberapa aktivitas tanpa kacamata, namun sangat terbatas. Beberapa teman sempat mengeluh karena merasa diacuhkan saat berpapasan dalam perjalanan. Duh..maafkan teman, saat itu saya tidak mengenalimu karena kacamata saya tidak bertengger pada tempatnya… Yach, sangat menyebalkan memang. Tapi saya masih beruntung. Beberapa sahabat saya bahkan tak bisa lepas dari kacamatanya. Hmm… merepotkan sekali. Beberapa teman lain mengalami kendala membedakan warna. Penderita buta warna parsial masih bisa mengenal sebagian warna. Coba bayangkan yang menderita buta warna total. Fuih…warna yang ia kenal hanya putih ! Tidak menyenangkan, bukan ? Seperti halnya organ lain, mata kita dialiri darah dan dipersarafi melalui pembuluh darah dan optic nerve yang dapat ditemukan di bagian dalam bola mata yang dinamakan papilla nn.optici. Gangguan pada papilla ini akan berimbas pada gangguan aliran darah ke bola mata dan kelainan saraf penglihatan. Dengan demikian, penglihatan akan terganggu bahkan yang lebih parah lagi bisa terjadi kebutaan mendadak. Naudzubillah… Dengan mata rabun saja cukup mengganggu, apalagi jika tidak bisa melihat sama sekali ! Subhanallah, Allah menciptakan mata dengan detil-detil yang sempurna. Ada iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata, ada lensa mata yang bisa berakomodasi agar benda yang diamati dapat terlihat jelas, ada selaput jala yang terdiri beberapa lapis sel saraf sebagai penerima rangsang cahaya, dan beberapa bagian lainnya yang satu sama lain saling bekerja sama agar kita bisa melihat dengan baik. Alhamdulillah, kita patut bersyukur atas karunia mata yang telah Allah berikan pada kita. Ciptaan yang begitu sempurna dari Allah yang Maha Pencipta. Jadi, kapan terakhir kali kita mensyukuri karunia ini ? Mudah-mudahkan kita termasuk orang yang tak lupa untuk bersyukur…