Rabu, 09 Februari 2011

Menjadi ibu dalam sehari (Mommy n son vacation in rumah sosis)



Ketika mendapat surat pemberitahuan dari TPA-nya Aufal bahwa tanggal 9 Februari 2011 mereka akan mengadakan studi pengenalan lingkungan dengan kegiatan outbond untuk anak-anak di rumah sosis, saya sedikit bingung. Kegiatannya pas pada hari kerja. Tapi jika tidak didampingi, masa iya sih ? Sehari saja, masa iya tidak bisa. Ini adalah saatnya untuk menghabiskan waktu bersama putra sulung saya. Hanya berdua. Hmm.. boleh juga.
Dengan semangat, hari itu saya tandai sebagai hari menjadi seorang ibu saja. Tanpa gangguan pekerjaan, studi, riset, atau apapun selain bermain seharian bersama Aufal. Pagi buta, saya sudah menyiapkan bekal makanan kecil, minuman ringan, susu dan yang begitu menyenangkan adalah menyiapkan bekal makan siang. Minus pengalaman, ternyata menyenangkan pula menyiapkan bekal “mr. smile” dengan bahan seadanya (serba instant, mie goreng-sosis-keringkentang-ikan goreng). Dan Aufal senang sekali dengan bekal yang saya siapkan tersebut.

Dan saat itu tiba. Senangnya, sepanjang perjalanan Aufal riang gembira. Bersama sahabat karibnya yang sengaja diset duduk bareng, Agi, bernyanyi dan berceloteh setiap waktu. Lucu, dua anak itu anteng berdua. Tapi ibu mereka, anteng sendiri-sendiri. Hehehe..bukannya apa-apa, saya sendiri bukan orang yang mudah membuka percakapan. Dan ibunya Agi nampak lebih tertutup dari saya. Dan saya pun lebih banyak berkomunikasi dengan Aufal. Seperti niat semula, hari ini adalah hari khusus Aufal..
Sesampainya di lokasi, anak-anak langsung dibawa ke tempat flying fox. Tanpa instruksi sebelumnya, anak-anak disiapkan dengan perlengkapan pengamanan. Kaget juga sih, masa iya anak-anak balita ini flying fox tanpa pendampingan ortu dan tanpa penjelasan apapun. Anak-anak yang telah dilengkapi pengaman ‘digiring’ ke atas. Untung bu guru berinisiatif ikut ke atas dan naik memberi contoh pada anak-anak. Awalnya Aufal menolak karena tidak didampingi saya. Ketika melihat ibu guru dan temannya meluncur, dia mau juga dengan syarat harus sama saya. Wah, tidak seorang anak pun yang didampingi ortunya, bahkan guru yang lain juga tidak ikut. Masa iya saya nyeleneh ? Tapi, ini kesempatan Aufal mencoba yang baru. Akhirnya saya minta pada instrukturnya untuk ikut tandem dengan Aufal. Dan untungnya mereka membolehkan. Langkah saya ini akhirnya diikuti 3 ibu lain yang anaknya juga tak mau naik sendiri. Meski mereka sendiri sebenarnya ketakutan. Jadilah di atas saat menunggu giliran, saya tak hanya menenangkan Aufal dan memberi penjelasan pada Aufal, tapi juga menguatkan ibu-ibu itu untuk berani. Lucu, mendorong anaknya untuk berani, eh, malah mereka yang ketakutan. Terus terang, saya juga orang yang takut pada ketinggian. Tapi tanpa dihadapi, ketakutan itu hanya akan semakin besar. Aufal yang terlihat takut, saya arahkan agar tenang. Pengalaman sebelumnya dengan flying fox, membuat saya tenang. Akhirnya saat meluncur tiba. Aufal memeluk saya erat. Saya minta ia lihat ke depan, dan wussss…. Kami meluncur. Saat turun, senyum Aufal mengembang. Sayang, karena saya ikut naik, jadi tak ada yang mengabadikan moment itu. “Seneng, Fal ?”tanya saya. Aufal pun mengangguk.
Berikutnya, ke permainan naik perahu. Di sini Aufal mulai berani lepas sendirian. Saya hanya memantau dari jauh. Senang juga lihat mereka bergembira. Selepas main perahu, Aufal menuntun ke lorong sesat. Bukannya membantu anak yang tersesat, malah saya ikut tersesat..hehehe..
Permainan berikutnya, naik dan berjalan via tali temali tidak Aufal ikuti karena ia lebih tertarik ‘menarik beca’ di arena Rumah pohon. Ya sudah, saya turuti kemauannya. Terlebih, ini sudah waktunya makan siang, biar sekalian ia suapi. Senangnya bisa menyuapi Aufal yang makan dengan lahap sambil mengexplore semua arena. Cape, lelah, tapi menyenangkan. Sampai saya lapar pun tidak terasa.
Kegiatan berikutnya adalah kegiatan yang ditunggu : Berenang !!! Beberapa anak malas turun ke kolam karena airnya dingin. Tapi Aufal semangat. Maklum, terbiasa berenang dan mandi di air dingin. Namun lucunya, ketika saya ikut turun dan memeganginya, Aufal berbisik “Mama di atas aja, Aufal sendiri aja..” hehehe.. rupanya Aufal malu didampingi..

Secara keseluruhan, hari itu hari yang solid untuk kami berdua. Tidak ada rengekan, tidak ada omelan, pokoknya komunikasi mengasyikan. Having fun tanpa beban lain. Bisa bicara dan main bersama Aufal tanpa mencabang pikiran pada hal lain. Andai setiap hari seperti ini.
Sepanjang perjalanan pulang, Aufal tertidur. Ketika kami sampai di rumah, sempat pula saya bertanya, “Aufal senang hari ini?” Dan Aufal bilang, “Iya” Alhamdulillah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar