Rabu, 07 Juli 2010

Polisakarida Jamur (1)

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu dan kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. Namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Jumlah jamur di Bumi diperkirakan mencapai 140.000, namun mungkin hanya 10% (kira-kira 14.000 spesies) yang dikenal. Jamur merupakan kelompok eukariotik yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur bersel satu, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu.
Tubuhnya terdiri dari komponen dasar berupa benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut :
 Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
 Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
 Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
 Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
 Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut :
 Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
 Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
 Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
 Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
 Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
 Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
Barros et al telah melaah komposisi kimia dan property biologis dari jamur liar di Portugis (Cantharellus cibarius, Hypholoma fasciculare, Lepista nuda, Lycoperdon molle, Lycoperdon perlatum, Ramaria botrytis, Tricholoma acerbum) 1) Dari jamur yang dianalisa tersebut ternyata mengandung banyak senyawa fitokimia berguna seperti phenolics, tocopherols, ascorbic acid, and carotenoids. Gabungan dari senyawa bioaktif dan komposisi kaya nutrisi (tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak, namun dalam bentuk lemak tak jenuh, tidak mengandung asam lemak trans) menjadikan jamur menjadi makanan special.
Selama bertahun-tahun, jamur telah digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional di beberapa Negara Asia. Hal ini membuat riset mengenai aktivitas farmakologi dan kajian senyawa bioaktif dari jamur semakin berkembang. Dari sekian senyawa bioaktifnya, senyawa golongan polisakarida nampak menonjol sebagai senyawa yang memiliki aktivitas farmakologi.
Polisakarida yang aktif tersebut sebagian besar merupakan β-Glucans.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar